a person standing in front of a brick building

Peran sosial media dalam peningkatan aksi bunuh diri di Sulawesi Utara

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berkorelasi dengan masalah kesehatan mental yang meningkat, termasuk kecemasan dan depresi, yang merupakan faktor risiko signifikan untuk ide bunuh diri.

KESEHATAN

MJK

2/8/2025

Maraknya aksi bunuh diri di Sulawesi utara meningkatkan kesadaran kita tentang bagaimana pentingnya kualitas hidup dan kesehatan mental, khususnya terhadap remaja dan anak muda.

Peran media sosial dalam peningkatkan kasus bunuh diri

Di Sulawesi Utara, terutama di kalangan remaja dan anak muda, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berkorelasi dengan masalah kesehatan mental yang meningkat, termasuk kecemasan dan depresi, yang merupakan faktor risiko signifikan untuk ide bunuh diri. Aspek-aspek kunci seperti peningkatan penggunaan dan screen time yang tidak terkontrol oleh orang tua terhadap anak sehingga dapat memupuk kebiasaan hidup yang buruk bagi perkembangan kaum remaja ini. Adapun cyberbullying dan tekanan dari media sosial dapat memperburuk perasaan terisolasi dan kecemasan, dengan cyberbullying menjadi kontributor penting untuk pikiran bunuh diri, hal ini sesuai dengan apa yang ditulis Olalekan Popoola dalam bukunya "Social Media and Suicide", bahkan secara global, sosial media menjadi salah satu sumbangsih terbesar aksi bunuh diri bagi anak muda dan orang dewasa.

Penggambaran gaya hidup dan flexing kekayaan dan kemewahan menjadi sesuatu tren negatif pada zaman informasi dan teknologi sekarang ini, dimana hal ini juga menciptakan tekanan sosial, yang mengarah pada perasaan tidak memadai di kalangan remaja yang kurang mampu dan rentan. Ide Bunuh Diri kaum remaja dan anak muda juga sering muncul melalui ekspresi terkait penggunaan media sosial untuk mengekspresikan emosi mereka, yang dapat memberi pikiran untuk bunuh diri, membuat ide-ide ini lebih terlihat dan berpotensi menularkan nya. Tren dan penularan ini menjadi fenomena dalam konteks paparan konten bunuh diri melalui media sosial dan di grup-grup komunitas, siaran live, ini seakan memberi contoh dan dapat mempengaruhi individu yang rentan serta menambahkan alasan yang tidak tepat yang dapat tersirat. Padahal, diskresi pemerintah dan orang tua bisa menjadi senjata yang dapat membuat media sosial sebagai platform untuk pencegahan bunuh diri dan kesadaran kesehatan mental. Sifat ganda media sosial memerlukan pendekatan yang seimbang untuk penggunaannya dalam usaha mengatasi penyakit kesehatan mental.

Provinsi Sulawesi Utara menduduki posisi ke empat untuk provinsi dengan angka kasar percobaan bunuh diri tertinggi. Lima provinsi dengan tingkat percobaan bunuh diri ini meliputi:

Sulawesi Barat (20,07 per 100.000)

Gorontalo (9,09 per 100,000)

Bengkulu (8,72 per 100,000)

Sulawesi Utara (7,11 per 100,000)

Dari sisi pemerintah dan dinas terkait di Provinsi Sulawesi Utara, pihak berwenang telah mengakui meningkatnya masalah kesehatan mental, terutama di kalangan pemuda dan remaja, dan telah menyerukan strategi komprehensif untuk mengatasi meningkatnya tingkat bunuh diri. Upaya termasuk meningkatkan layanan, mempromosikan kampanye kesadaran, dan meningkatkan akses dan dukungan bagi mereka yang membutuhkan. Namun kampanye ini belum dapat terasa apalagi cukup, karena langkah konkrit seakan tidak terasa dan diketahui, seperti layanan call center bantuan psikologi dan sakit mental, layanan konsultasi kejiwaan gratis, dimensi dan penerapan nya belum terasa.

Kematian dengan bunuh diri adalah masalah kesehatan masyarakat kritis yang membutuhkan solusi beragam, strategi yang efektif, dan perhatian kita semua sebagai masyarakat untuk memerangi masalah ini, demikian juga perlunya keterlibatan masyarakat, perhatian dan awareness orang tua terhadap anak, intervensi klinis dari dinas terkait, dan reformasi kebijakan.

Penulis: MJK

#pemuda #remaja #DinasKesehatan #ProvinsiSulawesiUTara #Manado #SULUT #mentalhealth #suicidal #suicidethought #teens #mediasosial